KuatArus Primer (input/masuk) pada trafo step up lebih besar dibandingkan dengan kuat arus Sekunder (Output/keluar) itu disebabkan oleh tetapan daya yang bekerja antara masuk dan keluar. Karena pada trafo step up tegangan yang semula kecil diubah menjadi besar akan memakan arus input yang menyebabkan kuat arus output bernilai lebih kecil.
Hai Quipperian, hayo siapa di antara Quipperian yang pernah melihat komponen listrik bernama trafo? Zaman dahulu, trafo umum ditemukan pada rangkaian lampu TL. Di dalam Fisika, trafo umum dikenal sebagai transformator. Keberadaan trafo berfungsi untuk menaik dan menurunkan tegangan listrik. Tahukah kamu jika mekanisme kerja trafo itu berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik, lho. Lalu, apa yang dimaksud induksi elektromagnetik itu? Daripada penasaran, yuk simak selengkapnya! Pengertian Induksi Elektromagnetik Induksi elektromagnetik adalah gejala timbulnya gaya gerak listrik di dalam kumparan atau penghantar akibat perubahan fluks magnetik. Perubahan fluks magnetik disebabkan oleh pergerakan kumparan atau penghantar di dalam medan magnet. Induksi elektromagnetik merupakan prinsip dasar yang digunakan pada beberapa komponen elektronik seperti transformator, dinamo, hingga generator. Ruang Lingkup Induksi Elektromagnetik Ruang lingkup pembahasan induksi elektromagnetik dibagi menjadi tiga kelompok besar, yaitu GGL induksi, induktansi diri, dan aplikasi induksi elektromagnetik. Nantinya, setiap kelompok akan dibagi lagi menjadi beberapa pembahasan. Berikut ini pembahasan lengkapnya! GGL Induksi GGL induksi atau gaya gerak listrik induksi adalah gaya gerak listrik yang dihasilkan di dalam kumparan akibat perubahan medan magnet yang melingkupinya. Itu artinya, GGL induksi memuat sejumlah fluks magnetik. Fluks magnetik sendiri merupakan banyaknya garis gaya magnet yang menembus suatu luasan bidang tertentu. Secara matematis, fluks magnetik dirumuskan sebagai berikut. Rumus Fluks Magnetik Φ = AB cos θ Keterangan Rumus Φ = fluks magnetik Wb A = luas bidang m2 B = induksi magnetik Wb/m2 θ = sudut yang dibentuk oleh luas permukaan bidang dan induksi magnetik Saat membahas GGL induksi, ada dua hukum dasar yang bisa digunakan, yaitu Hukum Faraday dan Hukum Lenz. Hukum Faraday Hukum Faraday ditemukan oleh seorang ilmuwan asal Inggris, yaitu Michael Faraday. Awalnya, Faraday menggerakkan magnet batangan memasuki suatu kumparan, ternyata jarum galvanometer menyimpang ke kanan. Saat magnet batangan digerakkan keluar kumparan, jarum galvanometer bergerak ke kiri. Dari penelitian itu, Faraday menyatakan bahwa pergerakan magnet di dalam kumparan telah menghasilkan ggl induksi yang besarnya sebanding dengan laju perubahan fluks magnetik dan banyaknya lilitan. Secara matematis, besarnya GGL induksi Faraday dirumuskan seperti berikut ini. Keterangan Rumus ε = ggl induksi V N = jumlah lilitan laju perubahan fluks magnetik Wb/s. Jika laju perubahan fluks magnetiknya terjadi dalam waktu yang sangat singkat hingga mendekati nol, maka persamaannya menjadi Dengan laju perubahan fluks magnetik Wb/s. Hukum Lenz Hukum Lenz ditemukan oleh Heinrich Lenz, yaitu ilmuwan Fisika asal Rusia. Hukum ini membahas tentang arah arus induksi pada kumparan akibat perubahan fluks magnetik. Menurut Lenz, arus induksi yang terbentuk di dalam kumparan akan menghasilkan suatu medan magnet. Arah medan magnet tersebut berlawanan dengan arah perubahan fluks magnetik asalnya. Rumus dasar Hukum Lenz sama dengan Hukum Faraday, yaitu Untuk Φ = AB cos θ, diperoleh Jika sebuah batang konduktor sepanjang l digerakkan di dalam medan magnet B dengan kecepatan v, maka ggl induksi yang muncul sebanding dengan ketiga besaran tersebut. Secara matematis, dirumuskan seperti di bawah ini. ε = Blv Dengan ε = ggl induksi V B = medan magnet T l = panjang konduktor m v = kecepatan konduktor m/s Induktansi Diri Induktansi diri adalah induktansi yang ditimbulkan oleh adanya ggl induksi di dalam suatu kumparan akibat pengaruh medan magnet. Secara matematis, hubungan antara ggl induksi dan induktansi diri dirumuskan sebagai berikut. Keterangan Rumus L = induktansi diri H I/t = laju perubahan kuat arus listrik setiap waktu A/s Besarnya induktansi diri dipengaruhi jumlah lilitan kumparan, fluks magnetik, dan kuat arus listrik yang secara matematis bisa dinyatakan seperti di bawah ini. Keterangan Rumus L = induktansi diri H N = jumlah lilitan Φ = fluks magnetik Wb I = kuat arus listrik A Suatu komponen elektronik yang menghasilkan induktansi disebut sebagai induktor. Energi yang tersimpan di dalam induktor sebanding induktansi diri dan kuat arus. Keterangan Rumus W = energi induktor J L = induktansi diri H I = kuat arus listrik A Aplikasi Induksi Elektromagnetik Prinsip induksi elektromagnetik banyak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya pada transformator dan generator. Seperti apa penerapan induksi elektromagnetik pada transformator dan generator? Yuk, simak selengkapnya! Transformator Di awal artikel ini, Quipper Blog sudah membahas sedikit tentang trafo atau transformator. Transformator merupakan alat elektronik yang berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan tegangan listrik AC. Secara umum, transformator dibagi menjadi dua, yaitu transformator step up dan transformator step down. Apa perbedaan antara keduanya? Transformator step up Transformator step up adalah transformator yang berfungsi untuk menaikkan tegangan listrik. Transformator ini memiliki jumlah lilitan sekunder yang lebih banyak daripada lilitan primernya, sehingga tegangan listrik sekunder Vs akan lebih besar daripada tegangan listrik primernya Vp. Transformator step down Transformator step down adalah transformator yang berfungsi untuk menurunkan tegangan listrik. Ciri transformator step down adalah jumlah lilitan sekundernya lebih sedikit daripada jumlah lilitan primernya, sehingga tegangan sekunder akan lebih kecil daripada tegangan listrik primer Vs Adapun rumus yang berlaku pada transformator adalah sebagai berikut. Keterangan Rumus VP = tegangan listrik primer V VS = tegangan listrik sekunder V NP = jumlah lilitan primer NS = jumlah lilitan sekunder IP = kuat arus primer A IS = kuat arus sekunder A Generator Generator merupakan suatu mesin yang bisa mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Secara umum, generator dibagi menjadi dua, yaitu generator AC dan DC. Generator AC adalah generator yang mampu menghasilkan arus AC. Di dalam generator ini terdapat kumparan yang terdiri dari banyak lilitan, rotor, magnet permanen, cincin logam, dan sikat logam. Energi listrik yang dihasilkan generator berasal dari arus induksi akibat perubahan fluks magnetik pada saat kumparan berputar. Oleh karena putaran kumparan berada di dalam pengaruh medan magnet, maka akan muncul suatu gaya yang disebut gaya Lorentz. Secara matematis, tegangan atau ggl induksi yang dihasilkan oleh generator ini dinyatakan sebagai berikut. Rumus Tegangan Listrik ε = NBA𝜔 sin θ Keterangan Rumus ε = ggl induksi atau tegangan V N = jumlah lilitan B = medan magnet T A = luas permukaan bidang kumparan m2 𝜔 = kecepatan sudut kumparan rad/s 𝜃 = sudut yang dibentuk oleh medan magnet dan bidang kumparan Sementara generator DC adalah generator yang menghasilkan arus listrik searah Contoh Soal Induksi Elektromagnetik Agar kamu semakin paham dengan materi kali ini, yuk simak contoh soal di bawah ini. Contoh Soal 1 Suatu kumparan memiliki induktansi diri 0,4 H. Di dalam kumparan, terjadi perubahan arus listrik dari 300 mA menjadi 200 mA dalam kurun waktu 0,1 s. Berapakah ggl induksi yang dihasilkan oleh kumparan tersebut? Diketahui L = 0,4 H I = 200 – 300 = -100 mA = -0,1 A t = 0,1 s Ditanya ε =… Jawaban Untuk menentukan ggl induksi yang dihasilkan kumparan, gunakan persamaan berikut ini. Jadi, ggl induksi yang dihasilkan adalah 0,4 V. Contoh Soal 2 Pak Dika memiliki transformator step down yang mampu mengubah tegangan 100 V menjadi 25 V. Jika jumlah lilitan sekundernya 200, berapakah jumlah lilitan primernya? Diketahui Vp = 100V Vs = 25V Ns = 200 Ditanya Np =…? Jawaban Jumlah lilitan primer bisa kamu tentukan dengan persamaan umum transformator berikut ini. Jadi, jumlah lilitan primernya adalah 800 lilitan. Contoh Soal 3 Suatu kumparan memiliki jumlah lilitan sebanyak 500. Jika setiap detik terjadi perubahan fluks magnetik 0,8 Wb, tentukan ggl induksi yang dihasilkan! Diketahui A = 150 cm2 = 1,5 x 10-2 m2 N = 500 t = 1 Φ = 0,8 Wb Ditanya ε =…?” Jawaban Untuk menentukan ggl induksi, gunakan persamaan di bawah ini. Jadi, ggl induksi yang dihasilkan pada kumparan tersebut adalah -400 Volt. Itulah pembahasan Quipper Blog kali ini. Semoga bermanfaat, ya. Untuk melihat materi lengkapnya, yuk buruan gabung Quipper Video. Salam Quipper!
Kuatarus sekunder dari transformator step-down . a. selalu lebih kecil dari kuat arus primer b. selalu lebih besar dari kuat arus primer c. sama dengan kuat arus primer d. tidak terhitung pada kua
1. PENDAHULUAN Transformator dan mesin listrik merupakan perangkat listrik yang sangat penting untuk diketahui dalam pemanfaatan energi listrik. Transformator berfungsi sebagai pengubah tegangan listrik, sedangkan mesin listrik adalah pengkonversi energi mekanik ke energi listrik generator atau alternator atau sebaliknya dari energi listrik ke energi mekanik motor listrik. Sehubungan dengan prinsip induksi listrik, pengetahuan akan transformator menjadi penting dalam mempelajari mesin listrik. 2. TRANSFORMATOR Transformator umumnya digunakan untuk meningkatkan atau menurunkan tegangan arus bolak balik. Pada prinsipnya transformator bekerja berdasarkan induktansi bersama mutual inductance. Koil yang merupakan lilitan kawat yang umumnya terdapat pada motor dan transformator merupakan induktor . Transformator memiliki dua lilitan, yakni lilitan primer dan lilitan sekunder. Lilitan primer dihubungkan pada sumber arus sedangkan lilitan sekunder dihubungkan ke beban. Seperti yang telah diketahui bahwa sebuah Induktor akan memiliki reaktan induktif sebesar Pada sebuah induktor murni, gaya gerak listrik yang melawan beda potensial yang diterapkan dibangkitkan oleh induksi fluks magnetik, dimana fluks magnetik dibangkitkan oleh perubahan arus AC. Hubungan antara fluks magnetik dengan tegangan terinduksi adalah Plot e terhadap waktu adalah sinusoidal, karena e berbanding lurus dengan laju perubahan fluks magnetik maka fluks magnetik berbentuk sinusoidal dengan keterlambatan 90o. Gaya gerak magnetik mmf berbanding lurus dengan fluks magnetik . Akan tetapi gaya gerak magnetik juga didefinisikan sebagai maka I satu fase dengan , dan akibatnya I juga terlambat 90o terhadap e. Jika ada lilitan kedua sekunder – sehingga disebut sebagai transformator – dengan jumlah yang sama dan pada inti yang sama, maka lilitan tersebut akan mengalami fluks magnetik yang sama. Dengan demikian, gaya gerak listrik akan timbul pada lilitan sekunder tersebut dengan fase yang sama dengan e. Jika tidak ada beban yang dipasang, maka tidak ada arus pada lilitan sekunder. Tetapi kalau ada beban resistansi dihubungkan pada lilitan sekunder maka arus akan timbul dengan fase yang sama dengan tegangan terinduksi karena reaktannya bukan merupakan induktor tetapi merupakan resistor. Arus pada lilitan sekunder tidak menghasilkan perubahan fluks magnetik jika ya akan meningkatkan tegangan, akan tetapi menghasilkan gaya gerak magnetik. Perubahan gaya gerak magnetik tanpa perubahan fluks magnetik hanya dimungkinkan bila gaya gerak magnetik yang dihasilkan adalah sama dan berlawanan fase dari gaya gerak magnetik primer. Ini berarti bahwa arus pada lilitan sekunder terlambat 180o dari arus pada lilitan primer. Gaya gerak magnetik sekunder ini akan menginduksi tegangan yang menghasilkan arus yang berlawanan. Dengan demikian koil primer merupakan beban bagi sumber tegangan AC dan koil sekunder merupakan sumber tegangan bagi resistor. 3. TRANSFORMATOR IDEAL DAN RANGKAIAN EKUIVALEN Sebuah transformator dikatakan ideal apabila tahanan lilitannya adalah nol, tidak ada kebocoran induksi dan tidak ada kehilangan akibat arus eddy yang menjadi panas. Fluks magnet yang dibangkitkan menginduksi tegangan di kedua lilitan. Berdasarkan persamaan 2 besarnya tegangan pada lilitan primer dapat dinyatakan sebagai Sedangkan pada lilitan sekunder, Harga efektifnya adalah Pada beban nol, tidak ada arus pada lilitan sekunder akan tetapi arus pada lilitan primer tetap ada. Akan tetapi secara keseluruhan daya tidak dikonsumsi pada lilitan primer karena rangkaian seperti pada rangkaian induktor murni dimana daya yang dihasilkan akan dikembalikan lagi diserap oleh sumber tegangan. Oleh karena itu pada umumnya transformator dinyatakan dalam VA dan bukan dalam Watt. Pada beban nol hanya induktor tidak ada daya yang didisipasi akan tetapi tegangan dan arus tetap ada. Diagram phasor pada transformator tanpa beban dengan menganggap induktor murni maka dapat dilihat pada Gambar Pada kenyataannya inti tidak sempurna yaitu ada kerugian loss yang disebabkan oleh eddy current yang direpresentasikan dalam tahanan inti Rm dan arus yang melaluinya menjadi if. Medan magnet yang dibangkitkan sebagian akan menginduksi arus yang bersirkulasi pada inti yang disebut sebagai Eddy current. Untuk mengurangi efek arus ini, inti biasanya dikonstruksi menggunakan laminasi, sehingga medan magnet sebagian besar akan menginduksi arus pada rangkaian sekunder. Rangkaian ekuivalen dari transformator sebagai akibat adanya tahanan inti tersebut diluksikan pada Gambar berikut. Transformasi Beban nol Transformasi dengan beban Rasio lilitan dari transformator dalam hubungannya dengan tegangan dan arus adalah Sirkuit ekivalen lengkap dari transformator dengan beban dapat dinyatakan pada Gambar sedangkan diagram fasor dari sirkuit ekuivalen tersebut diberikan pada Gambar Impedansi pada transformator Impedansi pada transformator dapat dihitung menggunakan tegangan dan kuat arus pada lilitan primernya. Dari hubungan rasio tegangan primer dan sekunder maka diperoleh 4. KONSTRUKSI TRANSFORMATOR Telah disebutkan sebelumnya bahwa transformator terdiri dari inti dan lilitan koil primer dan sekunder. Gambar memperlihatkan bagian dari transformator. Lilitannya terbuat dari kawat tembaga yang dilapisi. Untuk menghindari arus Eddy maka inti dikonstruksi menggunakan laminasi, sehingga medan magnet sebagian besar akan menginduksi arus pada rangkaian sekunder. Bagian dari inti dapat dilihat pada Gambar 5. ALTERNATOR Alternator yang merupakan sebutan generator pada listrik AC adalah alat yang paling sering digunakan untuk membangkitkan energi listrik. Pada prinsipnya alternator mengkonversi energi mekanik menjadi energi listrik. Prinsip kerja pada alternator fase tunggal telah dijelaskan pada topik “Prinsip dan Sistem Tenaga Listrik”. Alternator tiga fase. Alternator sistem tiga fase memiliki skema sebagai berikut. Tiga pasangan koil dikonstruksi dengan interval sudut sebesar 120o. Asumsikan putaran berlangsung searah jarum jam. Ketika kutub magnet berada satu garis dengan pasangan kutub misalnya 1a dan 1b maka terjadi beda potensial maksimum pada pasangan koil tersebut. Saat posisi kutub magnet bergerak menjauh dari pasangan koil tersebut maka beda potensialnya menurun sedangkan beda potensial pada pasangan koil selanjutnya 2a dan 2b akan meningkat dan mencapai maksimum saat berada pada satu garis. Demikian mekanisme ini berlangsung dan polaritasnya akan berubah ketika kutub magnet mendekati garis pasangan kutub dengan posisi kutub yang berlawanan. Perubahan beda potensial ini terhadap waktu berlangsung seperti pada Gambar . 6. MOTOR LISTRIK Kebalikan dari alternator, motor listrik mengkonversi energi listrik menjadi energi mekanik. Motor listrik memiliki efisiensi konversi yang tinggi dibandingkan motor bakar internal combustion engine. Motor listrik memiliki banyak keuntungan karena biaya awal yang rendah, mudah dioperasikan, tidak berisik, tidak ada gas buang, umur pemakaian yang panjang, mudah dikendalikan, tidak memakan tempat. Ada berbagai jenis motor AC ditinjau dari mekanisme pembangkitannya. Secara umum dapat dibedakan menjadi motor serempak dan motor tak serempak induksi. Motor serempak Pada prinsipnya motor serempak dan alternator adalah sama. Sehingga motor sinkron dapat berfungsi sebagai alternator. Komponen utama dari motor serempak adalah rotor dan stator. Stator dialiri oleh arus listrik sedangkan rotor berupa magnet permanen atau magnet yang dibangkitkan oleh arus DC. Ketika stator dialiri arus AC maka terjadi medan magnet pada koil stator. Karena polaritas AC berubah-ubah sesuai dengan frekwensinya maka kutub magnet dari koil pun berubah sehingga timbul medan magnet yang berputar. Karena medan magnet berputar maka rotor pun akan berputar sesuai dengan kecepatan putaran medan magnet. Oleh karena itu motor ini disebut sebagai motor serempak. Gambar berikut merupakan tahapan dari putaran motor satu fase tanpa beban. Pada tahap ini tegangan membuat kutub selatan di atas dan kutub utara di bawah, rotor akan bergerak searah jarum jam. Pada tahap ini kutub masih sama dan rotor berada pada sudut 90o. Torsi pada kondisi ini maksimum Kutub mulai berlawanan arah dan rotor berada pada sudut 180o. Pada tahap ini kutub masih sama dan rotor berada pada sudut 270o. Torsi pada kondisi ini maksimum Ketika beban dipasangkan ke rotor maka timbul kesenjangan pada rotor. Jika sudut kesenjangan melebihi 90o maka motor akan kehilangan torque dan sinkronisasi. Kecepatan putar dari motor akan berbanding lurus dengan frekwensi. Jika frekwensi yang digunakan adalah 60 Hz maka motor dengan dua kutub akan berputar sebanyak 60 x 60 = 3600 rpm. Pengurangan putaran dapat dibuat dengan menggunakan jumlah kutub yang lebih banyak. Motor dengan 12 kutub dapat dilihat pada Gambar berikut. Dengan lilitan yang ditata sedemikian rupa membuat kutub-kutub yang dihasilkan berselang seling antara utara dan selatan. Dengan demikian kutub-kutub ini terdiri dari 6 pasang kutub U-S. Dengan jumlah 6 pasang kutub maka kecepatan putar dari motor akan menjadi 3600/6 rpm = 600 rpm. Jenis rotor pada motor serempak dapat berupa a magnet yang diinduksi oleh arus DC. Pada rotor ini digunakan brush untuk menghubungkan dengan sumber DC. b magnet permanen. Jenis rotor ini tidak perlu sumber DC, karena rotor sudah berupa magnet. Motor serempak bukan merupakan motor yang self starting, tetapi kecepatan putar rotornya harus dibawa dulu sampai pada kecepatan sinkron terlebih dahulu. Motor serempak 3 fase Gambar berikut adalah motor serempak 3 fase dengan 4 kutub. Dapat dilihat karena masing-masing gelombang sinus pada kawat tumpang tindih maka medan magnet berputar yang dihasilkan tidak dalam langkah tetapi perputarannya lebih halus. Oleh karena itu motor 3 fase memiliki kelebihan dalam efisiensi. Motor induksi Berbeda dengan motor serempak, rotor pada motor induksi merupakan konduktor yang dililit oleh kumparan yang merupakan rangkaian tertutup. Magnet pada rotor diinduksi oleh stator, sehingga memiliki prinsip kerja yang hampir sama dengan transformator. Ketika stator dialiri listrik maka timbul medan magnet berputar dengan kecepatan N dalam putaran per detik. p jumlah pasangan kutub Karena medan magnet berputar ini memotong konduktor terjadi perubahan medan magnet pada konduktor sehingga akan timbul tegangan induksi pada kumparan. Karena rangkaian kumparan tersebut tertutup maka timbul arus listrik pada konduktor. Adanya arus listrik pada medan magnet ini akan menimbulkan gaya Lorentz yang mengakibatkan perputaran rotor. Slip. Tegangan terinduksi dapat dibangkitkan ketika terjadinya perbedaan kecepatan antara kecepatan medan berputar stator dan kecepatan rotor. Apabila kecepatan medan magnet berputar kecepatan sinkron ini sama dengan kecepatan rotor, maka medan magnet tidak memotong konduktor rotor sehingga tidak ada arus listrik yang terinduksi dan konsekwensinya torque menjadi nol. Oleh karena itu slip harus ada pada motor induksi. Rotor motor induksi secara umum dapat dibedakan menjadi dua, yakni Rotor sangkar. Rotor jenis ini menggunakan bar batangan sebagai konduktor. Saat terinduksi, arus akan mengalir melalui bar dan menyebabkan sangkar menjadi elektromagnet. Rotor lilitan. Pada rotor ini konduktornya berupa lilitan. Pada lilitan ini, dihubungkan melalui brush dengan tahanan rotor eksternal yang dapat diatur besarnya. Dengan demikian kecepatan putaran rotor dapat diatur. TUGAS Mengapa penggunaan penggerak di dalam ruangan pada industri lebih sering menggunakan motor listrik? Source
Padatransformator step down, arus listrik yang mengalir pada kumparan primer cenderung lebih kecil dibandingkan arus listrik yang mengalir pada kumparan sekundernya. Disimbolkan dengan Ip < Is. Biasanya dalam kasus transformator step up dan step down, yang paling sering diminta adalah menghitung jumlah lilitan.
Di artikel ini kita akan belajar dan membahas mengenai Perbedaan Transformator Step Up dan Step Down yang dijelaskan secara lengkap dan mudah dipahami Perbedaan Transformator Step Up dan Step Down - Transformator atau Trafo merupakan komponen elektronika yang memiliki fungsi sebagai penaikStep Up atau penurunStep Down tegangan listrik. Transformator Trafo Trafo sendiri tersusun atas dua buah jenis lilitan yaitu primer dan sekunder yang di lilit pada inti kumparan yang sama yang menghasilkan fluks medan elektromagnetik pada inti besi. Dimana pada lilitan primer berperan mengubah tegangan menjadi medan elektromagnetik yang nantinya oleh lilitan sekunder medan eektromagnetik pada inti besi diubah kembali menjadi listrik. Komponen Transformator KeteranganVs = Tegangan Sekunder Keluar/Output VoltVp = Tegangan Primer Masuk/Input VoltIs = Kuat Arus Sekunder Keluar/Output AmpereIp = Kuat Arus Primer Masuk/Input AmpereNs = Lilitan Sekunder Keluar/OutputNp = Lilitan Primer Masuk/Input Lilitan primer merupakan kumparan tembaga tempat masuknya tegangan dan kuat arus input ke transformator, sedangkan lilitan sekunder merupakan kumparan tembaga tempat keluaran teganan dari transformator. Baca Juga Rumus dan Contoh Soal Transformator Perbedaan Trafo Step Up dan Step Down Ciri Trafo Step Up Pada trafo step up memiliki ciri khusus yang dapat membedakannya dengan trafo stepdown yaitu Lilitan Primer Kuat Arus OutputIp > Is Kuat Arus Primerinput/masuk pada trafo step up lebih besar dibandingkan dengan kuat arus SekunderOutput/keluar itu disebabkan oleh tetapan daya yang bekerja antara masuk dan keluar. Karena pada trafo step up tegangan yang semula kecil diubah menjadi besar akan memakan arus input yang menyebabkan kuat arus output bernilai lebih kecil. Ciri Trafo Step Down Pada trafo step down memiliki ciri yang berbalik dengan dengan rafo step up, berikut adalah coro trafo step down Lilitan Primer > Lilitan Sekunder Np > Ns Jumlah lilitan Primer pada trafo step down memiliki jumlah yang lebih banyak dibandingkan dengan trafo step down. Karena syarat utama agar nilai tegangan sekunder/output lebih kecil dibandingkan dengan tegangan primer/input jumlah lilitan primer harus lebih banyak dari sekunder. Tegangan Input > Tegangan OutputVp > Vs Besar Tegangan Primerinput/masuk lebih besar dari Tegangan SekunderOutput/keluar merupakan salah satu syarat utama trafo step down yaitu yang berperan sebagai penaik tegangan listrik. Kuat Arus Input < Kuat Arus OutputIp < Is Kuat Arus Primerinput/masuk pada trafo step down lebih kecil dibandingkan dengan kuat arus SekunderOutput/keluar itu disebabkan oleh tetapan daya yang bekerja antara masuk dan keluar. Pada trafo step down tegangan yang semula bernilai besar diubah menjadi kecil menyebabkan kuat arus output menjadi lebih besar dibandingkan dengan kuat arus input. Baca Juga Penerapan Transformator dalam Kehidupan Sehari-hari Semoga bermanfaat jika ada hal yang ingin ditanyakan silahkan bertanya pada kolom komentar dan jangan lupa bagikan, terima kasih.
Sebabrumus yang digunakan pada transformator jenis ini adalah sebagai berikut: Ns < Np = Jumlah lilitan yang ada di bagian kumparan sekunder akan jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan lilitan di bagian primer. Vs < Vp = tegangan sekundernya akan lebih rendah jika dibandingkan dengan tegangan yang ada di kumparan primer.
PertanyaanKuat arus sekunder dari transformator step-down .... selalu lebih kecil dari kuat arus primer selalu lebih besar dari kuat arus primer sama dengan kuat arus primer tidak terhitung pada kuat arus primer mungkin lebih besar atau lebih kecil dari arus kuat primer YMY. MaghfirahMaster TeacherJawabanjawaban yang tepat adalah yang tepat adalah B. PembahasanTrafo dibagi 2 yaitu trafo step up dan step down. Ciri trafo step up yaitu nilai V s > V p . Ciri lain yaitu N s > N p , I s < I p . Ciri trafo step down yaitu nilai V s < V p . Ciri lain yaitu N s < N p dan I s > I p . Sehingga kuat arus sekunder I s dari trafo step-down selalu lebih besar dari kuat arus primer I p . Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah dibagi 2 yaitu trafo step up dan step down. Ciri trafo step up yaitu nilai Vs > Vp. Ciri lain yaitu Ns > Np , Is Ip. Sehingga kuat arus sekunder Is dari trafo step-down selalu lebih besar dari kuat arus primer Ip. Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah B. Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher di sesi Live Teaching, GRATIS!5rb+Yuk, beri rating untuk berterima kasih pada penjawab soal!BDBagus Dwisatyo Nugroho Makasih ❤️ Mudah dimengerti Bantu bangetQAQesya Agustiana Makasih ❤️
Besarnyakuat arus primer lebih kecil dibandingkan kuat arus sekunder (Ip
Apa itu transformator step up step down? Bagaimana rumus transformator step down dan bagaimana rumus transformator step up? Nah pada kesempatan kali ini akan memberikan berbagai penjelasan seputar rumus trafo atau rumus transformator. Untuk anda yang memang sedang mencari informasi transformator step down, rumus, trafo step down, rumus kumparan sekunder, rumus trafo step up, rumus arus primer, rumus kuat arus primer, dan sebagainya tentang step up step down trafo, maka langsung saja simak ulasan berikut. Mengenal Transformator Sebelum mengetahui tentang rimus transformator, rumus kumparan, rumus arus yang mengalir, bagaimana cara mencari besaran arus listrik, dan sebagainya, maka tak ada salahnya untuk mengetahui tentang transformator atau Trafo. Transformator ada dua, yaitu transformator step up, dan transformator step down. Apa itu transformator atau trafo step up dan trafo step down? Nah, berikut adalah penjelasannya. Mengenal Transformator Step Up Apa itu transformator step up? Sebuah transformator step up adalah alat dengan fungsi untuk menaikkan arus tegangan listrik bolak-balik AC, alat ini nantinya akan membuat tegangan yang dihasilkan VS akan memiliki kuat arus yang lebih besar dari tegangan sumber VP. Dengan demikian maka dengan trafo step up akan menghasilkan tegangan sekunder VS yang lebih besar dari tegangan primer VP. Adapun kemampuan trafo step up untuk menaikkan tegangan dikarenakan adanya perbandingan antara jumlah lilitan primer lilitan yang terhubung dengan arus dan tegangan sumber dan lilitan sekunder lilitan tempat keluarnya arus dan tegangan sekunder. Di trafo step up jumlah lilitan sekunder lebih banyak dibandingkan dengan jumlah lilitan primer. Untuk lebih jelasnya berikut ini adalah ciri-ciri dari trafo step up. Ciri-ciri Transformator Step Up Langsung saja berikut ini adalah cirinya. Tegangan primer Vp lebih kecil dari tegangan sekunder Vs atau Vp Is Itulah ciri dari trafo step up. Transformator step dapat anda temukan di jaringan pembangkit listrik yang digunakan untuk menaikkan arus di jalur transmisi. Lalu untuk alat elektronik, transformator step up dapat ditemukan pada rangkaian TV, inverter, dan berbagai peralatan elektronik yang perlu menggunakan arus tegangan tinggi. Untuk anda yang memang sedang mencari rumus transformator step up atau rumus trafo step up, maka langsung saja berikut ini adalah rumusnya. 1. Rumus Hubungan Tegangan dan Lilitan Rumus hubungan tegangan dan lilitan dapat dirumuskan dengan Vp/Vs = Np/Ns 2. Rumus Hubungan Lilitan dan Kuat Arus Untuk rumus hubungan lilitan dan kuat arus dirumuskan dengan Is/Ip = Np/Ns 3. Rumus Hubungan Kuat Arus dan Tegangan Untuk runus hubungan kuat arus dan tegangan beda potensial transformator dirumuskan dengan Vs/Vp =Is/Ip 4. Rumus Efesien Transformator Step Up ɳ Berikut ini adalah rumusnya ɳ = / Atau ɳ = Keterangan Vp = Tegangan primer dengan satuan volt Vs = Tegangan sekunder dengan satuan volt Ip = Arus premier A Is = Arus Sekunder A Np = jumlah pada Lilitan primer Ns = jumlah pada lilitan sekunder ɳ = efesien transformator % Itulah rumus transformator step up untuk mungkin perlu anda ketahui. Lalu bagaimana dengan transformator step down? Langsung saja ke ulasan selanjutnya untuk mengetahui tentang rumus transformator step down. Mengenal Transformator Step Down Jika tadi sudah menjelaskan seputar transformator step up termasuk menjelaskan rumus trafo step up, maka sekarang akan memberikan penjelasan seputar transformator step down, tentunya juga tentang rumus transformator step down. Ya, selain trafo step up, ada juga transformator step down. Apa itu transformator step down, dan bagaimana rumus transformator step down? Transformator step down atau trafo step down adalah komponen yang memiliki fungsi untuk menurunkan tegangan listrik bolak-balik AC. Dengan demikian maka dengan trafo step up maka dapat menghasilkan tegangan yang lebih kecil daripada tegangan sumber. Itu berarti transformator step down ialah trafo yang menghasilkan tegangan sekunder Vs lebih kecil dari tegangan primer Vp. Ya, trafo step down adalah kebalikan dari trafo step up. Seperti sudah dijelaskan sebelumnya jika trafo step up dapat menurunkan tegangan, kemampuannya tersebut dikarenakan perbandingan jumlah lilitan primer dan sekunder. Pada trafo step down memiliki jumlah lilitan sekunder yang lebih sedikit dibandingkan jumlah lilitan primer. Untuk lebih jelasnya mengenai cirinya, maka bisa langsung ke ulasan selanjutnya. Ciri-ciri Transformator Step Down Untuk cirinya maka langsung saja simak ulasan berikut ini. Tegangan sekunder Vs lebih kecil dari tegangan primer Vp Vs Ns Kuat arus sekunder Is lebih besar dari kuat arus primer Ip Is>Ip Itulah ciri dari trafo step down. Nah ada berbagai benda elektronik dengan tra nsformator step down yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti pada charger HP dan laptop. Pada charger HP dan laptop, trafo step down digunakan untuk menurunkan tegangan listrik dari PLN ke HP dn laptop. Misal kuat arus listrik dari PLN adalah 220V maka dengan trafo step down pada charger akan diturunkan menjadi 5v untuk HP, dan 19v untuk laptop. Rumus Transformator Step Down Lalu bagaimana rumus transformator step down? Untuk rumusan tidak berbeda dengan rumus transformator step up yang telah diterangkan sebelum. Untuk lebih jelasnya berikut ini adalah rumusnya. 1. Rumus Hubungan Tegangan dan Lilitan Vp/Vs = Np/Ns 2. Rumus Hubungan Lilitan dan Kuat Arus Is/Ip = Np/Ns 3. Rumus Hubungan Kuat Arus dan Tegangan Vs/Vp =Is/Ip 4. Rumus Efesien Transformator Step Down ɳ ɳ = / Atau ɳ = Keterangan Vp = Tegangan primer dengan satuan volt Vs = Tegangan sekunder dengan satuan volt Ip = Arus premier A Is = Arus Sekunder A Np = jumlah pada Lilitan primer Ns = jumlah pada lilitan sekunder ɳ = efesien transformator % Itulah rumus dari transformator step down. Bagaimana apakah anda sudah tahu tentang rumusnya. Mungkin itu saja penjelasan kali ini tentang rumus transformator step down, rumus Vs, rumus dari sebuah transformator step down, rumus transformator step up dan informasi lainnya yang masih berhubungan dengan transformator tersebut. Semoga penjelasan kali ini dapat bermanfaat bagi anda yang membutuhkan, terima kasih dan sampai jumpa kembali.
Ciri- ciri trafo step down a. Jumlah lilitan kumparan primer selalu lebih besar dari jumlah lilitan kumparan sekunder, (Ip> Ns) b. Tegangan primer selalu lebih besar dari tegangan sekunder (Vp > Vs) c. Kuat arus primer selalu lebih kecil dari kuat arus sekunder, (Ip< Is) Produk Unggulan Dari Teknikmart : Pompa Air Bor Listrik Stabilizer Listrik
Trafo atau dalam dunia elektronika kerap disebut sebagai transformator ini merupakan alat statis yang fungsinya dapat mengubah daya listrik dari satu sirkuit ke sirkuit lain tanpa ada bagian yang bergerak. Merupakan salah satu komponen yang sangat familiar di kalangan pecinta rangkaian. Trafo ini ada dua jenis yaitu trafo step down dan trafo step up yang mempunyai fungsi yang berbeda dengan kegunaan yang sama-sama penting. Namun kali ini kita akan membahas terlebih dahulu mengenai rumus trafo step down, rumus, fungsi, ciri, dan cara kerjanya. Pengertian Transformator Step DownRumus Trafo Step DownFungsi Transformator Step DownCiri Trafo Step Down1. Tegangan Listrik2. Jumlah Lilitan3. Arus yang DihasilkanPerbedaan Trafo Step Down dan Step UpFungsiJumlah LilitanTegangan ListrikKuat Arus ListrikCara Kerja Trafo Step DownKesimpulan Pengertian Transformator Step Down Bagi yang baru terjun di dunia elektronika dan penasaran mengenai trafo step down ini maka mari kita pelajari terlebih dahulu mengenai pengertian trafo step down. Trafo jenis ini merupakan perangkat listrik pasif yang mampu melakukan transfer energi listrik dari satu rangkaian listrik ke rangkaian lainnya. Keberadaannya sangat bermanfaat dalam jaringan elektronika yang sedang dibuat. Karena trafo ini juga dapat menyalurkan langsung ke beberapa perangkat yang lainnya dengan baik. Sehingga komponen ini termasuk sebagai salah satu komponen yang sangat penting. Transformator step down ini juga mempunyai kaitan dengan perangkat elektronik yang memiliki kemampuan untuk menurunkan arus tegangan listrik. Selain itu step down ada juga trafo step upnya. Trafo seperti ini mempunyai dua kumparan yang mana dapat melilit inti besi yang digunakan sebagai penguat medan magnet. Biasanya pada trafo step down ini mempunyai jumlah kumparan sekunder jauh lebih sedikit dibandingkan dengan yang primer. Fungsi dari kumparan dengan jumlah sedikit yang melilit di medan magnet tersebut membuat arus yang dihasilkan tersebut akan semakin kecil. Hal seperti inilah yang kemudian dapat menjadi alasan dasar mengapa jumlah kumparan sekunder tersebut sedikit. Karena fungsinya tersebutlah sehingga arus yang dihasilkan tidak akan terlalu besar. Kemudian karena hal tersebut maka trafo ini akhirnya akan mempunyai tegangan sekunder lebih rendah dibandingkan dengan tegangan primer. Rumus Trafo Step Down Rumus step down juga harus diketahui sebelum mulai merangkai elektronika. Karena dalam rangkaian elektronika ini, transformator step down harus dapat disesuaikan dengan kebutuhan beban. Ketika arus yang Anda perlukan dalam rangkaian memiliki beban yang lebih besar dari arus output yang dikeluarkan oleh transformator step down. Hal ini harus diperhatikan dengan benar, sebab cukup berbahaya karena mampu menyebabkan panas yang berlebihan dan menyebabkan trafo tersebut menjadi rusak. Dan parahnya dapat merusak komponen lainnya yang berkaitan. Mengenai rumus trafo step down sendiri adalah Vp/Vs = Np/Ns, Vp/Vs = Is/Ip, dan Np/Ns = Is/Ip. Dengan keterangan lengkapnya Vptegangan primer, Vs tegangan sekunder, Nplilitan primer, Nslilitan sekunder, Iparus primer, dan Isarus sekunder. Rumus tersebut merupakan rumus transformator step down yang biasa digunakan dalam rangkaian elektronika. Patut dihafalkan untuk seorang pemula yang sedang belajar dan belum banyak memahami seluk beluk rangkaian agar tidak terjadi kesalahan. Fungsi Transformator Step Down Kemudian pembahasan selanjutnya dari rumus trafo step down, rumus, fungsi, ciri, dan cara kerjanya. Adalah dari fungsinya, fungsi yang paling dasar dari transformator step down ini adalah menurunkan tegangan listrik. Sehingga dapat menghasilkan tegangan yang lebih kecil sesuai dengan kebutuhan elektronika. Meskipun fungsi dasar dari trafo step down hanya satu namun kegunaannya sendiri pada akhirnya cukup banyak. Misalnya seperti power supply yang menggunakan trafo step down. Fungsi lainnya adalah dapat dipakai semua perangkat elektronika seperti amplifier, radio, charger gadget, booster antena televisi dan lain sebagainya. Bagi ukuran transformator step down ini mempunyai fungsi yang sangat variatif tergantung dengan arus output yang dikeluarkan oleh trafo tersebut. Sehingga dalam prosesnya semakin besar arus yang dikeluarkan oleh trafo ini maka dimensi pada trafo tersebut akan besar juga. Baca Juga 6 Macam Komponen Listrik Beserta Fungsi dan Simbol Semua hal ini diakibatkan karena diameter lilitan sekunder yang dimilikinya jauh lebih besar untuk menopang gaya gerak listrik induksi elektromagnet kumparan primer ke kumparan sekunder. Sehingga ketika transformator step down ini akhirnya dialiri oleh tegangan listrik AC 220 V di bagian primer, maka kumparan primer ini dapat dikelilingi oleh inti besi yang muncul pada elektromagnet tersebut. Gaya seperti ini dapat timbul seiring seiring dengan perubahan garis gaya yang ditimbulkan oleh arus AC tersebut. Hal itu disebabkan karena garis gaya magnet ini dapat memunculkan gaya gerak listrik di kumparan sekunder trafo tersebut. Kemudian jumlah gaya gerak listrik ini dapat muncul pada kumparan sekunder dan bisa disesuaikan dengan jumlah lilitan maupun diameternya. Sehingga perangkai dapat membuat lilitan sesuai kebutuhan yang diperlukan oleh rangkaian tersebut. Sederhananya, pengertian dari trafo step down adalah trafo yang dirancang secara khusus untuk menurunkan tegangan dari primer ke sekunder. Kemudian rasio transformasi transformator akan sama dengan akar kuadrat dari rasio induktansi primer ke sekunder L. Pada umumnya, Trafo step down ini penggunaannya adalah dalam adaptor daya dan penyearah untuk menurunkan tegangan secara efisien. Untuk lebih jelasnya dapat melihat contoh pada perangkat saluran transmisi daya. Sebagaimana yang sudah sempat disinggung di atas bahwa Trafo Step Down merupakan sebuah alat kelistrikan yang digunakan untuk menurunkan tegangan listrik. Kemudian mengenai contoh trafo step down yang juga memiliki fungsi sebagai transmisi energi listrik agar dapat terbagi dengan sangat baik. Umumnya fungsi seperti ini digunakan pada generator pembangkit listrik yang memiliki cara kerja tidak jauh berbeda dengan Trafo yang digunakan oleh PLN. Ciri Trafo Step Down Kemudian setelah membahas mengenai apakah itu Trafo Step Down, maka selanjutnya adalah membahas mengenai beberapa ciri-ciri dari Trafo Step Down. Agar dapat mengenalnya dengan baik maka inilah beberapa ciri-ciri dari Trafo yang berfungsi untuk menurunkan tegangan kelistrikan tersebut. 1. Tegangan Listrik Ciri yang paling mudah dikenali dan merupakan ciri yang pertama dari Transformator Step Down adalah terletak pada tegangan yang dihasilkannya. Yang mana ketika sebuah rangkaian elektronika, sudah menggunakan Trafo Step Down maka akan memiliki tegangan primer yang lebih kuat dibandingkan dengan tegangan sekunder. 2. Jumlah Lilitan Kemudian ciri yang kedua adalah dilihat dari jumlah lilitan yang terdapat pada Transformator Step Down. Dapat dilihat dengan jelas ketika melihat Trafo Step Down pasti mempunyai jumlah lilitan primer yang terlihat lebih banyak dibandingkan dengan jumlah lilitan Sekunder. 3. Arus yang Dihasilkan Kemudian ciri lain yang dapat ditandai selain tegangan listrik dan jumlah lilitan, ciri-ciri selanjutnya dari Trafo Step Down adalah terletak pada arus yang dihasilkannya. Yang mana jika pada Transformator ini arus primer yang dihasilkannya akan lebih kecil dibandingkan dengan arus sekunder. Demikianlah tiga ciri dari trafo step down yang dapat dikenali dengan mudah dan jelas. Sehingga pastinya mudah dihafalkan oleh para pecinta elektronika pemula yang baru belajar. Sehingga tidak akan melakukan kesalahan pemasangan dengan jenis trafo yang lainnya. Baca Juga Pengertian Dioda Dan Fungsinya yang Wajib Anda KetahuiPengertian Transistor, Jenis, Cara Kerja, dan FungsinyaPengertian Kapasitor Dan Fungsinya Yang Harus Kamu TahuPengertian Resistor, Fungsi Resistor, dan Jenisnya Perbedaan Trafo Step Down dan Step Up Kemudian yang perlu dibahas dalam rumus trafo step down, rumus, fungsi, ciri, dan cara kerjanya selanjutnya adalah perbedaan antara trafo step down dan trafo step up. Karena meskipun sama-sama trafo namun mempunyai kegunaan yang berbeda. Perbedaan yang paling utama antara trafo step-up dan step-down adalah bahwa trafo step-up meningkatkan tegangan output, sedangkan trafo step-down mengurangi tegangan output. Selain itu juga mempunyai perbedaan pada fungsi, jumlah lilitan, tegangan listrik dan juga kuat arus listriknya. Agar Anda dapat memahami dengan jelas mengenai perbedaan kedua trafo tersebut. Maka Anda dapat menyimak penjelasan lengkapnya mengenai perbedaan transformator step up dan step down berikut ini Fungsi Perbedaan yang paling jelas dan juga sebagai yang pertama terletak pada fungsi dari kedua Transformator tersebut. Yang mana untuk fungsi dari kedua Transformator ini sudah memiliki perbedaan yang jauh mulai dari fungsi Trafo Step Down adalah untuk menurunkan tegangan listrik sedangkan Trafo Step Up memiliki fungsi untuk menaikan tegangan listrik. Jumlah Lilitan Kemudian perbedaan selanjutnya adalah terletak pada jumlah lilitan yang ada pada Transformator. Ketika dihitung jumlah lilitan pada Trafo Step Down terhitung lebih banyak dibandingkan lilitan sekunder, Sementara untuk Trafo Step Up mempunyai jumlah lilitan primer yang lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah lilitan sekunder. Tegangan Listrik Selanjutnya adalah perbedaan yang dilihat dari tegangannya. Tegangan kumparan primer pada trafo step up ini kekuatannya lebih kecil dibandingkan tegangan pada kumparan sekunder. Sementara itu pada trafo step down mempunyai sifat sebaliknya, yakni tegangan kumparan primer lebih besar dibanding tegangan kumparan sekunder. Kuat Arus Listrik Untuk selanjutnya arus listrik juga dapat menjadi pembeda bagi trafo step down dan trafo step up. Sebagaimana yang diketahui bahwa arus listrik yang dihasilkan oleh trafo step down mempunyai lebih banyak adalah arus sekunder dan lebih sedikit arus primer. Sementara itu mengenai Trafo Step Up mempunyai arus sekunder yang lebih banyak dibandingkan dengan arus primer. Dengan demikian tidak boleh salah memasang karena akibatnya akan menjadi fatal dalam rangkaian tersebut. Demikianlah perbedaan yang dapat dilihat dengan jelas dari kedua jenis trafo yang berbeda tersebut. Sehingga pengguna pemula harus memperhatikan baik-baik ketika membuat rangkaian sehingga dapat memilih trafo yang tepat untuk digunakan. Cara Kerja Trafo Step Down Setelah memahami berbagai hal mengenai rumus trafo step down, rumus, fungsi, ciri, dan cara kerjanya diatas maka selanjutnya kita akan membahas mengenai cara kerja dari Trafo Step Down. Yang mana pada transformator memiliki cara kerja yang mirip dengan hukum industri elektronik faraday. Yaitu dapat menjelaskan ketika fluks magnetik menghubungkan perubahan sirkuit maka rangkaian akan melakukan proporsional dengan beberapa fluks yang ada. Karena lilitan pada sebuah Trafo Step Down akan saling industri antar lilitan atau antara satu dan yang lainnya. Bahkan pada setiap lilitan, baik itu pada Trafo Step Down dan pada Trafo Step Up akan secara sekaligus menentukan Gaya Motif Elektro yang di industri menggunakan Rasio Putar. Demikianlah cara kerja trafo step down yang dapat Anda gunakan untuk membuat sebuah rangkaian menjadi sempurna. Kesimpulan Kesimpulannya adalah trafo yang sama dapat digunakan sebagai trafo step-up atau step-down. Namun semua itu tergantung pada cara di mana ia terhubung pada sirkuit. Sehingga ketika suplai input diberikan pada belitan tegangan rendah, maka itu menjadi transformator step-up. Namun ketika suplai input diberikan pada belitan tegangan tinggi, transformator menjadi step-down. Pada prinsipnya transformator step up merupakan bagian penting dari pembangkit listrik dan sistem transmisi. Kedua jenis Trafo ini sepintas mirip karena sama-sama berfungsi untuk mengatur ketegangan listrik, namun mempunyai perbedaan dimana trafo step down berfungsi menurunkan tegangan listrik sementara Trafo Step Up berfungsi untuk menaikan suara.
lRvAS. 4u6veswusi.pages.dev/4904u6veswusi.pages.dev/1374u6veswusi.pages.dev/514u6veswusi.pages.dev/484u6veswusi.pages.dev/4454u6veswusi.pages.dev/4654u6veswusi.pages.dev/1794u6veswusi.pages.dev/491
kuat arus sekunder dari transformator step down